Bersenang Senang #PWChangedMyLife

Ketawa di Istanbul

Mustofa Romdloni
Ketawa di Istanbul

I wanna be a billionaire so freakin’ bad
Buy all of the things I never had
I wanna be on the cover of Forbes magazine
Smiling next to Oprah and the Queen

Oh, every time I close my eyes
I see my name in shining lights
Yeah, a different city every night
Oh, I swear the world better prepare
For when I’m a billionaire…..

Ini adalah beberapa bait lagu nge-beat dari Bruno Mars, yang beberapa bulan lalu menjadi lagu favorit keluarga saya. Mendengar lagu dan membaca liriknya, saya langsung wow…dan merasa bersemangat. Bagaimana tidak? Impian dan cita-cita yang sebagian besar orang sembunyikan, bahkan tidak berani menyebut atau menulisnya. Oleh Bruno Mars bukan hanya dinyanyikan dengan ‘enjoy’, jelas dan merdu, tapi juga disebarkan ke seluruh dunia. Yah, memang sih liriknya agak lebay, tapi isinya memang asyik dan mengena.

Lantas dengan enjoy menyanyi-nyanyi, apakah Bruno Mars benar-benar bisa jadi milyarder seperti isi lagunya? Setelah saya cari catatan kesuksesan penyanyi berusia 28 tahun ini ternyata memang dahsyat, konon di tahun 2013, Bruno Mars menjadi penyanyi dengan bayaran tertinggi, dan selama 12 bulan terakhir saja, dia sudah mengumpulkan pendapatan lebih dari 58 juta dollar Amerika, atau lebih dari 635 milyar rupiah. Memang angkanya belum masuk kategori milyarder Amerika, tetapi dengan nilai pendapatan itu, kita pasti sepakat, nilainya sudah sangat fantastis dan di tahun-tahun mendatang pasti bisa terus meningkat.

Sayapun teringat perbincangan dengan seorang pengusaha yang lumayan sukses beberapa bulan lalu, bahwa seseorang mestinya bisa tertawa-tawa dulu, baru bisa membangun bisnis sukses. Memang pernyataannya ini terdengar bercanda dan mengada-ada. Akan tetapi setelah saya pikir-pikir, memang benar yang dia sampaikan. Karena bisa kita artikan bahwa tertawa-tawa adalah wujud dari rasa bahagia dan menikmati, rasa inilah yang mendorong antusiasme dan semangat untuk terus bertindak.

Padahal antusiasme dan semangat boleh dibilang menduduki rangking tertinggi yang mendorong seseorang untuk bertindak, sehingga sanggup mengalahkan segala hambatan dalam meraih tujuan. Nah, contoh nyatanya seperti apa ya ? Ketika kita telah mengambil keputusan untuk menjadi pengusaha sukses, maka kita telah siap menikmati segala irama permainannya. Sehingga, apapun yang terjadi kita bisa tetap memilih bersikap positif dan “enjoy” aja dalam melewatinya.

Majalah SWA terbaru yang saya baca memuat kisah Susi Pudjiastuti sang pengusaha perikanan dan pemilik Susi Air dari Pangandaran dengan omset sekitar US$ 30 juta per tahun, ungkapnya “Saya tidur rata-rata hanya empat jam. Tetapi semua saya jalankan dengan senang hati, karena saya senang dengan pekerjaannya.”

Pandangan bisnis harus dilakukan dengan tetap bersenang-senang, juga disampaikan oleh Richard Branson sang pengusaha konglomerat ngetop asal Ingris dengan beragam bisnis dibawah bendera Virgin. Katanya, “Saya beruntung, saya selalu tertawa sepanjang waktu. Ingatlah untuk bersenang-senang. Tak ada gunanya jika bisnis tersebut tak menyenangkan. Dan perkara siapa yang sampai di garis akhir lebih dulu, apakah itu penting? Saya jauh lebih suka menjadi orang yang bekerja sama dengan orang-orang hebat dan bersenang-senang dengan bisnis kecil yang sukses, daripada menjadi orang menyedihkan yang memimpin sebuah perusahaan multinasional besar dengan keuntungan tinggi”.

Saya cukup cocok dengan istilah “bersenang-senang”, ini kata yang sederhana, mudah dicerna dan dilakukan. Mungkin banyak yang menyebut dengan istilah beken “passion”, tetapi seringkali membuat banyak orang bingung hanya untuk menemukan maknanya, apalagi menjalankan bisnis yang sesuai “passion”.

Bahkan seorang teman saya ada yang mengatakan “Passion saya adalah ngelapak”, maka saya timpalin “Passion (pessien) berati kantong kempes terus action (eksien). Makanya ngelapak, biar dapat duit.” Ha ha ha..Ups, cerita ini benar, teman ini saya yakin memang merasa senang dan menikmati ketika sedang melakukan kerja ngelapak.

Senang sekali, ketika berada di antara teman-teman saya masih dinilai sebagai orang yang santai dan senang tertawa-tawa. Saya pribadi memang merasakan bagaimana membangun bisnis layaknya tengah menjalankan sebuah permainan yang harus dinikmati.

Sehingga, sedari dahulu, bukan hanya membuat saya selalu menikmati pekerjaannya dan bisa tidur nyenyak, tetapi juga membuat kemampuan lebih maksimal, serta kreatif dalam menemukan ide untuk mengembangkan usaha, bahkan dalam situasi sulit sekalipun.

Dari buku The Richest Man in Town, saya temukan nasihat tentang bersenang-senang dalam berbisnis, adalah seperti disampaikan oleh RJ Kirk, miliarder biotek dari Belspring virginia, “Jika Anda mencari uang dan menjadikannya satu-satunya tujuan, hampir dipastikan Anda justru tidak akan mendapatkan sepeserpun. Jika Anda menemukan suatu pekerjaan yang benar-benar Anda sukai dan masyarakat menganggapnya bernilai, uang akan datang dengan lebih mudah”.

Para pengusaha sukses, pada umumnya menemukan cara untuk menggabungkan kesenangan mereka dengan pekerjaan mereka. Ini adalah sebuah resep mujarab untuk memperoleh kebahagiaan dan kekayaan. Seperti yang diungkapkan penyair Amerika, Robert Frost dalam “Two Tramps in Mud Time”. ‘Tujuan hidupku adalah menyatukan. Kegemaranku dan pekerjaanku. Seperti kedua mataku yang bersatu saat memandang’.

Kalau Anda masih bingung dengan yang dimaksud bersenang-senang, maka coba sekali lagi kita putar lagu Billionaire nya Bruno Mars. Menjadi billionaire yang sangat berat dan mustahil, ternyata terasa ringan, bisa dinyanyikan dengan santai sambil manggut-manggut atau goyang badan. Ooo… Ooo… I’m a billionaire.

Eh…. satu lagi, Pesta Wirausaha TDA bulan Mei nanti, konon didesain juga sebagai acara yang sangat pas untuk bersenang-senang bagi kita semua lho.

 

Mustofa Romdloni
@tofazenith
MR Corporation

Share

Add Your Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *